Langsung ke konten utama

[Memahami Cara Minta Maaf Suami]

Ust Firanda Andirja, MA menjelaskan :
“…. Karena terkadang sebagian suami, meskipun dia berat untuk mengucapkan minta maaf kepada istrinya, berat untuk mengucakan, “ Wahai istriku maafkan aku,”  namun terkadang dia MINTA MAAF DENGAN CARA YANG LAIN.

Misalnya terjadi keributan, tau-tau sang suami merasa salah. Maka dia punya cara lain untuk meminta maaf. Misalnya dia mengatakan, “Ayo malam ini kita makan di restoran .”

Sudah.  Seorang istri cukup kalo suaminya mengajak makan malam direstoran berarti sebenarnya dia mengatakan “ saya minta maaf, saya salah.”

Jangan kita tunggu dia harus mengungkapkan tersebut ‘saya minta maaf’ dari lisannya. TIDAK MUDAH BAGI SETIAP SUAMI.

Oleh karenanya kalo suami sudah mulai merubah sikapnya misalnya mengajak makan malam, misalnya datang kemudian mulai mijit-mijit istrinya mulai elus-elus rambutnya itu berarti dia sudah minta maaf.

Tidak perlu seorang wanita menunggu dia mengucapkan, melafadzkan “saya minta maaf wahai istriku”

Dengan cara seperti ini, seorang istri memahami karakter suami yang cara minta maafnya terkadang  TIDAK DENGAN LISAN tetapi dengan SIKAP, maka rumah tangga akan berjalan dengan penuh mawadah wa rahmah. Setiap kesalahan, setiap keretakan mudah untuk segera dikembalikan untuk diperbaiki.

Semoga kita semua merasakan kehidupan rumah tangga yang penuh mawadah wa rahmah dan diberkahi oleh Allah subhanahu wa taala. Jadilah Anti sebagai wanita yang mudah meminta maaf. Jadilah Anti sebagai PENGHUNI SURGA… “

Simak nasehat beliau secara lengkap. Klik http://salamdakwah.com/videos-detail/ciri-wanita-penghuni-surga.html

Via telegram
@kajianislamchannel

=======

Broadcasted by Islam itu Indah
http://indahnyaislam102.blogspot.com
http://fb.me/islamagamaku.life

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyantuni Janda ⏳⌛

Pertanyaan: Assalamu’alikum. Saya mau tanya, bagaimana hukumnya menyantuni janda tanpa anak tapi masih keluarga sendiri. Sebelumnya mohon maaf dan banyak terima kasih. Assalamu’alaikum. Dari: Zaifoel Jawaban: Wa’alaikumussalam Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du, Menyantuni janda, baik punya anak maupun tidak, termasuk amal sholeh yang bernilai pahala besar. Dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، أَوِ القَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ “Orang yang bekerja agar bisa memberi sebagian nafkah kepada janda, dan orang miskin, sebagaimana orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang tahajud di malam hari, puasa di siang hari.“ (HR. Bukhari 5353 dan Muslim 2982). Terlebih jika janda itu adalah kerabat anda, nilai yang akan anda dapatkan dua kali: nilai sedekah dan menyambung silaturrahmi. Dari Salma...

Amalan Sunah..

Jangan sepelekan amalan amalan sunnah ----- Berkata Syaikhul Islam rohimahulloh: "Terus menerus meninggalkan amalan-amalan sunnah adalah sebuah kerugian! Berkata Imam Ahmad tatkala beliau ditanya tentang seseorang yang terus terusan tidak sholat witir, Beliau berkata: "Orang itu adalah orang yang buruk". (Dar ta'arudil 'Aql wan naql 8/66) Silahkan di share... Semoga bermanfaat. ----- ⭐ Mau dapat informasi kebaikan? Tausiyah rutin dan tambahan ilmu? 📱 Daftar broadcast tausiyah Islam Itu Indah WA : 082370796099 📣 Broadcast by Islam itu Indah Web : www.islamituindah.id IG : @islamituindah.id FB : PageIslamItuIndah

Maksiat Kala Sepi ...

Ada seseorang yang ketika di hadapan orang banyak terlihat alim dan shalih. Namun kala sendirian, saat sepi, ia menjadi orang yang menerjang larangan Allah. Inilah yang dapat dilihat dari para penggiat dunia maya. Ketika di keramaian atau dari komentar ia di dunia maya, ia bisa berlaku sebagai seorang alim dan shalih. Namun bukan berarti ketika dalam kesepian, ia seperti itu pula. Ketika sendirian browsing internet, ia sering bermaksiat. Pandangan dan pendengarannya tidak bisa ia jaga. Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. ...